Bagi warga Bima, Nusa Tenggara Barat, musim menuai adalah waktu yang membahagiakan. Bagi mereka perayaan musim menuai ini dilakukan dengan sebuah tradisi unik yang disebut entubu. Entubu adalah tradisi laga kepala manusia.
Tradisi entubu atau laga kepala ini merupakan tradisi peninggalan nenek moyang warga Bima di Pulau Sumbawa. Tradisi ini hanya ada di daerah dataran tinggi Kecamatan Wawo dan hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu yang sudah dibekalkan ilmu kesaktian atau dari keturunan prajurit Kesultanan Bima.
gerakan memans badan sebelun acara di lakukan |
Sebelum melakukan ritual entubu, para peserta yang dipimpin oleh seorang dalang atau pemuka terlebih dulu dibekali ilmu kesaktian oleh si dalang. Seperti orang kena rasuk, mereka yang sudah dibekalkan ilmu ini lantas menari-nari mencabar lawannya untuk beradu kepala.
Kasim salah seorang pemandu atau dalang mengungkapkan, untuk melakukan upacara entubu ini ia terlebih dulu harus berpuasa sehingga tiga hari untuk mengetahui waktu dan mendapatkan kesaktian bagi para pengadunya.
Tradisi entubu yang unik ini memang sudah jarang dilakukan dan jarang ditemui lagi di bandar Bima. Namun belakangan ini, Pemuda setempat menaikan kembali tradisi ini dikembangkan dan dilestarikan dengan membina beberapa sanggar kesenian .